MENGHALAU KANKER DENGAN BROKOLI

, 0 komentar

Brokoli (Brassica oleracea L. Kelompok Italica) adalah tanaman sayuran yang termasuk kedalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli ini berasl dari Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini pula masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup popular sebagai bahan pangan

Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin. Brokoli mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau sedangkan kembang kol berwarna putih.

Brokoli dikenal sebagai keluarga sayuran jenis kubis-kubisan (cruciferae) yang memiliki ciri daun dan bunga berbentuk vas bunga. Bunganya terdapat dalam tandan yang muncul dari ujung batang atau tunas. Sayuran cruciferae atau brassicaceae meliputi beberapa genus di antaranya kubis, petsai, sawi dan lobak.

Pemilihan brokoli yang baik yaitu brokoli yang berwarna hijau, segar, berbatang halus dengan daun liat, bongol kepala utuh, dan memiliki kelompok pucuk yang masih kuncup berwarna hijau tua atau hijau keungu-unguan.

Kandungan Nutrisi dan Cara Sehat Mengolah Brokoli

Kembang kol dan kubis merupakan keluarga brokoli tetapi pada brokoli mengandung lebih banyak nutrisi dibandingkan dengan sayuran lainnya. Brokoli mengandung banyak vitamin C dan beta karotin yang merupakan antioksidan yang sangat penting. Di Amerika Serikat brokoli telah menjadi sayuran favorit yang menyehatkan dibanding kembang kol, kubis, dan sayuran hijau lainnya.

Tabel Kandungan nutrisi ½ cangkir brokloli segar yang sudah di masak

Kalori 23 gram
Serat 2,4 gram
Protein 2,3 gram
Karbohidarat 4,3 mg
Vitamin C 49 mg
Vitamin A 5 mg
Asam Folat 53,3 nanogram
Kalsium 89 mg
Zat besi 0,9 mg
Kolesterol 0
Natrium 15 mg

Kandungan kimia lain yang terdapat pada brokoli: mengandung asam folat (anggota vitamin B) yang berfungsi rasa stress, rasa panic, gelisah, bahkan depresi berat sekalipun. Selain itu mengandung mineral dan berbagai vitamin (A,C,E, vitamin, riboflavin, nikotinamide). Zat lain yang terkandung dalam brokoli adalah sulfur, dalam bentuk glukosinolat, senyawa antidote, monoterpen dan genestein. Zat yang terkandung didalam brokoli juga bermanfaat sebagai antioksidan. Sedangkan seratnya bermanfaat untuk mencegah konstipasi/ sembelit dan mencegah gangguan pencernaan lain.

Para peneliti menilai bahwa brokoli dan sayuran hijau lain harus masuk ke daftar diet tiap minggunya. Mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi dapat mengurangi risiko kanker atau serangan jantung. Setengah cangkir brokoli yang telah dimasak terdiri dari nutrisi yang sama banyaknya dengan nutrisi dari fitokimia isothiocyanates.

Sebelum dikonsumsi, cuci brokoli di dalam air keran dingin. Jangan pernah merendam brokoli di dalam air karena akan mengurangi kadar nutrisinya. Brokoli segar sangat lezat bila dihidangkan secara dimasak terlebih dahulu maupun mentah. Memasak brokoli terlalu matang dapat menjadikan sulfur yang sangat kuat. Kukus brokoli selama 3-4 menit atau rebus kira-kira 1 inci di atas air mendidih dalam waktu yang kurang lebih sama dengan di atas, tetapi anda harus mencucinya dulu dengan air garam agar ulat-ulat sayur yang terselip di brokoli bisa terlepas.

Usahakan memasak brokoli agar warnanya tetap hijau terang. Memasak brokoli terlalu matang akan membuat brokoli menjadi berwarna hijau kehitam-hitaman dan menghilangkan kadar nutrisinya, terutama vitamin C.

Brokoli beku (frozen)

Brokoli beku (frozen) adalah cara terbaik untuk membuat brokoli lebih awet dan segar. Brokoli dan semua jenis brokoli yang lain harus dibersihkan dengan air mendidih sebelum dibekukan. Sayuran yang tidak dicuci terlebih dahulu mengandung bahan aktif enzim yang dapat menyebabkan brokoli menjadi keras dan juga nutrisi akan hilang selama dibekukan. Membersihkan brokoli terlebih dahulu dapat memperlambat pertumbuhan aktivitas enzim.

Pembekuan tidak memengaruhi kualitas dari setiap sayuran. Pembekuan sebenarnya dapat menambah karakter yang tidak diinginkan. Pilihlah brokoli yang telah tumbuh dengan kondisi yang bagus dan dipersiapkan untuk dibekukan secepatnya. Brokoli yang telah dipilih kualitasnya untuk dimakan akan mendapatkan hasil yang maksimal untuk dibekukan. Berikut ini cara mengawetkan brokoli dengan dibekukan.

1. Siapkan wadah kecil maupun besar dengan tutupnya dan ukuran yang memadai, masukkan 5 liter air untuk direbus.
2. Sementara itu cuci brokoli, potong batang hingga ke ujung kembangnya tidak lebih dari 1 inci panjangnya.
3. Masukkan brokoli ke dalam air mendidih dan langsung tutup dengan rapat. Mencuci brokoli sebaiknya tidak lebih dari 0,5 kg.
4. Rebus selama 3-4 menit.
5. Siapkan pencucian dengan air es di dalam wadah berukuran 5 liter atau air yang mengalir dalam wastafel.
6. Pindahkan brokoli dengan garpu atau keranjang saringan dan tiriskan.
7. Masukkan brokoli dalam kantung plastik agak sedikit tebal, usahakan tidak terlalu banyak udara yang masuk. Jangan lupa cantumkan tanggal pada setiap kantung dan simpan pada suhu 17o C atau lebih rendah. Brokoli Anda dapat tahan selama satu tahun.

Brokoli Cegah Kanker

Di Amerika pada tahun 2002 terdiagnosis sebanyak 189.000 penderita dan pada tahun yang sama diketahui terdapat sekitar 30.200 penderita meninggal dunia akibat kanker prostat. Jumlah tersebut sama dengan 10 kali jumlah korban runtuhnya WTC di New York. Pengobatan dapat dilakukan dengan radioterapi. Dokter dan pasien lebih suka menggunakan cara radiasi, namun alat radioterapi masih cukup mahal.

Ilmuwan Ohio State University Amerika Serikat berhasil mengisolasi kandungan isothiocyanates aktif antikanker yang ada di dalam brokoli. Uji coba di laboratorium menunjukkan bahan aktif yang terbentuk dari glucosinolates ketika dicerna ini menghambat pertumbuhan sel kanker.

Penelitian selama enam tahun yang dilakukan oleh para ahli di Harvard State University dan Ohio State University menemukan laki-laki yang memakan brokoli dua kali atau lebih selama sepekan kecil kemungkinannya terkena kanker kandung kemih dibandingkan mereka yang hanya makan brokoli sekali dalam seminggu.

Kita mulai mengamati senyawa apa dalam brokoli yang bisa menghambat atau memperlambat pertumbuhan sel kanker,” ujar Steven Schwartz, guru besar teknologi pangan dari Ohio State University. Schwartz dan rekannya kemudian mengisolasi senyawa yang disebut glucosinolates dari kecambah brokoli. Pada saat dikunyah dan kemudian dicerna, fitokimia ini berubah menjadi isothiocyanates, senyawa yang dipercaya oleh para ilmuwan dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker.

Terbukti, paling tidak dalam uji laboratorium, isothiocyanates menghambat pertumbuhan sel kanker dan pengaruh paling besar terjadi pada sel kanker kandung kemih dan paling agresif. Pertama mengekstrak dan mengukur jumlah kandungan glucosinolates dari kecambah brokoli. Kemudian mereka mengubah glucosinolates menggunakan proses enzim menjadi isothiocyanates. “Secara alami brokoli muda memang mengandung konsentrasi fitokimia lebih tinggi dibandingkan brokoli yang sudah tumbuh besar, tetapi memakan brokoli yang besar juga memberikan manfaat untuk kesehatan,” ujar Schwartz.

Steven Schwartz dan rekannya memberikan glucosinolates dan isothiocyanates dalam jumlah tertentu ke tiga jenis sel kanker yaitu dua jenis sel kanker kandung kemih manusia dan satu jenis sel kanker tikus. Para ilmuwan sudah mengetahui bahan aktifnya adalah isothiocyanates, tetapi mereka juga ingin tahu apakah glucosinolates memberikan pengaruh pada pertumbuhan sel kanker. Ternyata senyawa glucosinolates tidak berdampak pada sel kanker.

Sedangkan isothiocyanates terbukti menurunkan pertumbuhan tiga jenis sel kanker dalam percobaan, pengaruh paling kuat justru terjadi pada sel kanker manusia yang paling ganas. Para ahli tidak yakin apa penyebabnya atau bagaimana persisnya senyawa ini menjaga sel kanker tidak tumbuh. Tim peneliti belum yakin bahwa isothiocyanates merupakan satu-satunya senyawa dalam brokoli yang berkerja sebagai antikanker.

Kecurigaan Steven Schwartz terbukti, hasil riset IRF (Institut Penelitian Makanan) Inggris menunjukkan, brokoli yang berwarna hijau itu, memiliki senyawa kimia lain selain isothiocyanates, senyawa tersebut bernama sulforaphane yang dipercaya bisa menahan efek berkelanjutan dari kanker. Bila kita bisa memproduksi brokoli dengan kualitas tinggi, maka unsur kimia yang disebutkan tadi juga akan berkapasitas dan berdaya guna lebih besar. “Mengkonsumsi brokoli dengan kadar sulforaphane tinggi, kemungkinan para penderita kanker bisa lebih minimal mengalami potensi kesakitan,” ujar Profesor Richard Mithen Koordinator Penelitian dari IRF Inggris.

Penelitian lainnya yang dilakukan James D. Brooks dan koleganya yang berjudul Potent Induction of Phase 2 Enzymes in Human Prostate Cells by Sulforaphane menunjukkan bahwa sulforaphane menyebabkan ekspresi fase 2 enzim dan mengaktifkannya dalam sel prostat manusia. Penelitian ini dapat membantu menjelaskan rendahnya risiko kanker prostat pada laki-laki yang banyak mengkonsumsi sayuran famili Cruciferae, terutama brokoli.

Penelitian lain yang dilakukan Dr. Setiawan Dharlimantha, dalam bukunya yang berjudul ‘Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2’ menyatakan brokoli berkhasiat mempercepat penyembuhan penyakit serta mencegah dan menghambat perkembangan sel-sel kanker di dalam tubuh. Terutama penyakit kanker yang berkaitan dengan hormon, seperti kanker payudara pada wanita, dan kanker prostate yang mengancam pria.

Manfaat lain, brokoli mampu mencegah serangan stroke ini terbukti melalui penelitian yang dilakukan tim epidemologi dari Harvard University. Tanaman yang cocok tumbuh di dataran tinggi ini sangat baik dikonsumsi penderita kencing manis. Kandungan chromium dan seratnya dapat mengatur kadar gula darah. Brokoli memperkuat sel-sel tulang. Mengkonsumsinya sejak muda, mencegah penyakit pengeroposan tulang (esteoporosis) di usia tua. Brokoli berkhasiat pula menghadang penyakit kulit seperti abses atau bisul. Meningkatkan daya kerja otak. Bila anda rentan terkena infeksi kulit, tak usah ragu, perbayaklah menyantap brokoli

KANKER

Kanker merupakan salah satu penyakit degeneratif yang membutuhkan perhatian khusus. Karena sebagian penderita penyakit ini berakhir dengan kematian. Di Indonesia dalam waktu 10 tahun terakhir terjadi peningkatan peringkat kanker sebagai penyebab kematian, yaitu dari urutan ke-12 menjadi urutan ke-6.

Diperkirakan setiap tahun terdapat 190.000 penderita baru dan seperlima di antaranya meninggal. Sebuah studi melaporkan insiden penderita kanker di dunia pada tahun 1999 sekitar 10 juta kasus baru, dan sekitar tujuh juta orang di antaranya berakhir dengan kematian.

Pengertian dari Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Sel yang terus-menerus membelah dan memperbanyak diri, misalnya terdapat pada sel-sel kulit, sel epitel lambung, saluran pencernaan dan paru-paru.

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi (perubahan yang terjadi pada bahan genetik DNA/ RNA) di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan oleh :

1. Senyawa kimia maupun fisik yang disebut karsinogen (senyawa penyebab kangker).
2. Terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
3. Hubungannya yang sangat intensif dengan lingkungan, seperti udara dan makanan, sementara pergeseran pola makan tradisional memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan, terutama negara-negara yang memiliki pendapatan lebih tinggi.

Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi.

Jenis kanker yang umum menyerang adalah paru-paru, lambung, payudara, usus, mulut dan pharinx, hati, serviks, oesophagus, prostat, limfoma, ginjal dan leukimia.

Bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian; kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker dari faktor lingkungan lainnya.

Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa “ganas” (bersifat kanker) atau “jinak” (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang

Program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencetuskan suatu slogan ”kembali ke alam” yakni, upaya mencari, meneliti dan menggunakan bahan alami nabati untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif atau noninfeksi yang banyak muncul di lingkungan masyarakat.

Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk mengatasi masalah kanker. Para peneliti dari berbagai bidang ilmu mulai mencoba menggunakan bahan kimia alami antitumor berupa senyawa fitokimia yang banyak terdapat pada tanaman dan dikenal sebagai ”Cancer chemoprevention” atau pencegah kanker.

Pencegahan kanker menggunakan senyawa fitokimia adalah salah satu upaya menggunakan bahan kimia alam yang diharapkan dapat mencegah tahap awal suatu karsinogen, sebelum terjadi penyebaran lebih lanjut.

Kriteria pemilihan senyawa kimia yang digunakan sebagai ”chemoprevention” sangat berbeda dengan senyawa yang digunakan sebagai kemoterapi. Senyawa kemoterapi sering digunakan untuk membunuh sel, baik sel kanker maupun sel normal yang kurang sehat. Namun hasilnya bahkan berpengaruh kurang baik pada penderita.

Sebaliknya senyawa ”chemoprevention” yang digunakan sebagai antikanker umumnya bersifat tidak beracun dan relatif bebas dari pengaruh buruk lainnya.

Antioksidan Untuk Kanker

Peran positif antioksidan terhadap penyakit kanker diakibatkan oleh aterosklerosis memang cukup sering didiskusikan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kini dikeluarkanlah rekomendasi untuk lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah untuk menghindari penyakit degeneratif.

Lemak tak jenuh merupakan bagian terbesar dari Low Density Lipoprotein (LDL, yaitu lipoprotein pembawa kolesterol utama dalam plasma darah), dan oksidasi pada lemak tersebut yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Modifikasi LDL melalui oksidasi akan menghasilkan LDL teroksidasi yang tidak dikenal oleh reseptor LDL, tetapi dikenal oleh makrofag. Pengambilan LDL teroksidasi oleh makrofag akan mengakibatkan akumulasi kolesterol dan membentuk sel-sel busa yang akhirnya mengakibatkan aterosklerosis. Pencegahan aterosklerosis dapat dilakukan dengan penghambatan oksidasi LDL menggunakan antioksidan. Antioksidan dapat berperan dalam melindungi Low/ Very Low Density Lipoprotin (LDL dan VLDL) dari reaksi oksidasi.

Untuk kanker , banyak ilmuwan spesialis yang menyetujui bahwa penyakit ini berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen dapat terjadi melalui mekanisme kesalahan replikasi dan kesalahan genetika yang berkisar antara 10-15%, atau faktor dari luar yang merubah struktur DNA seperti virus, polusi, radiasi, dan senyawa xenobiotik dari konsumsi pangan sebesar 80-85%. Radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini.

Radikal bebas merupakan molekul-molekul yang memiliki elektron tidak komplet, sehingga menjadi reaktif. Radikal bebas terekspos ke tubuh kita akibat situasi lingkungan yang tidak sehat, seperti paparan asap rokok dan asap kendaraan bermotor, bahan kimia, juga olahraga serta konsumsi makanan berlebih.
Elektron liar ini menyerang DNA dan merusak molekul normal. Kerusakan inilah yang menyebabkan terjadinya kanker. Karena itu, sebelum elektron liar menghancurkan sel-sel normal, kita harus menyiapkan pasukan antioksidan untuk menghadang serta melumpuhkannya

Mekanisme aktifitas kanker dengan senyawa kimia dapat melalui tiga cara, yaitu:

* menghambat bioaktifikasi karsinogenesis
* memblok jalur pembentukan sel ganas (blocking agent) seperti antioksidan
* menekan dan memanipulasi hormon

Aktivitas antioksidan selain dapat mencegah autooksidasi yang menghasilkan radikal bebas juga dapat menekan proliferasi (perbanyakan) sel kanker. Mengingat adanya bermacam-macam jenis sel kanker, maka efektivitas dari antioksidan uji juga beragam dan spesifik untuk kasus tertentu.

Para ahli percaya bahwa sayur, buah dan biji-bijian dapat mencegah timbulnya kanker dan menurunkan risiko terjadinya tumor. Setelah diteliti lebih jauh ternyata komponen yang ada dalam bahan pangan nabati itu adalah vitamin, mineral, serat dan fito-kimia.Untuk itu salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu National Cancer Institute dan European School of Oncology Task Force on Diet, Nutrition and Cancer merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang cukup untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Fito-kimia sudah terbukti dapat mencegah timbulnya kanker kolon, payudara dan usus dan lambung. Isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur dapat menurunkan risiko mendapatkan kanker payudara.

Stres oksidatif adalah keadaan ketidakseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Keadaan stress oksidatif sebetulnya dapat diinduksi oleh berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya antioksidan atau kelebihan produksi radikal bebas. Radikal bebas sebetulnya diproduksi secara fisiologis oleh sel sebagai konsekuensi logis pada reaksi biokimia dalam kehidupan aerobik. Namun, jika radikal bebas berlebihan dan antioksidan seluler tetap jumlahnya atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri. Kondisi stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel, dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan, dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker dan diabetes mellitus.

Isothiocyanates dan Sulforaphane

1. Isothiocyanates

Isothiocyanates adalah salah satu senyawa kimia asal tumbuhan (fitokimia) yang mempunyai unsur sulfur dengan formulasi umum R-NCS. Ada perbedaan unsur dalam kelompok isothiocyanates dengan efek antikanker paling kuat adalah phenylethylisothiocyanate,benzylisothiocyanate, dan 3-phenylpropylisothiocyanate.

Isothiocyanates dapat ditemukan pada kelompok sayuran cruciferae seperti brokoli, kubis, bunga kol, turnip, lobak, sawi, dan petsai. Glucosinolates adalah precursor (bahan baku) dari isothiocyanates. Ketika sayuran mentah dikunyah, sel-sel nya akan hancur dan ezim myrosinase akan menghidrolisis glucosinolates menjadi isothiocyanates.

Isothiocyanates menyerang pencetus kanker dengan menetralkannya, mengurangi efek racun, dan menstimulasi sekresi karsinogen. Isothiocyanates beraksi dengan menghambat perbanyakan sel dan menginduksi sel penyebab penyakit. Selain kanker prostat, penelitian lain membuktikan bahwa isothiocyanates membantu mencegah kanker paru-paru dan tenggorokan. Isothiocyanates dapat pula menurunkan risiko kanker lainnya, termasuk kanker lambung, dan usus.

Riset Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore mengenai metabolisme isothiocyanates memperlihatkan, isothiocyanates enam kali lebih sering ditemukan secara alami dibanding glucosinolates. Isothiocyanates juga berperan dalam memberikan cita rasa khas pada kelompok sayuran ini.
Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.
Isothiocyanates

Formula: R-NCS

2. Sulforaphane

Sulforaphane atau (R)-1-isothiocyanto-4-methyl-sulfonyl butane adalah salah satu fitokimia keluarga dari isothiocyanates karena mempunyai struktur NCS. Sulforaphane memiliki baerat molekul/ molecule weigh (MW) : 177 dan memiliki
rumus molekul/ Formula: C6H11NOS2. Sulforaphane terdapat dalam tanaman berikatan dengan molekul gula menjadi sulforaphane glucosinolate. Hanya setelah dimakan sulforaphane akan terpisah dari molekul gula. Sama seperti isothiocyanates, sulforaphane glucosinolate ditemukan pada kelompok sayuran cruciferae seperti brokoli, kubis, bunga kol, turnip, lobak, sawi dan petsai. Tetapi, sulforaphane ditemukan paling banyak pada kecambah brokoli.

Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa orang yang banyak memakan sayuran famili cruciferae terindikasi dapat mengurangi risiko terkena kanker. Uji terhadap hewan, menunjukkan dengan memakan sayuran cruciferae mengurangi frekuensi, ukuran dan jumlah sel tumor. Ketika sel kanker menyerang, tubuh kita memproduksi enzim yang dinamakan phase 2 enzymes.

Sulforaphane menginduksi terbentuknya phase 2 enzyme. Dengan demikian, karsinogen dapat dinetralisasi sebelum menghancurkan DNAm dan juga menghambat perubahan formasi benzo[a]pyrene-DNA dan 1,6-dinitropyrene-DNA. Kekuatan induksi phase-2-enzymes dalam sel manusia ditentukan oleh sulforaphane. Sulforaphane juga dapat menghambat secara ekstra sel, intra sel, dan antarsel dalam mencegah resistensi Helicobacter pylori dan induksi benzo-a-pyrene yang menyebabkan tumor pada perut.

Sulforaphane juga berfungsi sebagai antioksidan dan membantu menurunkan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan Tokyo University of Agriculture menunjukkan bahwa orang yang memakan 100 gram kecambah brokoli setiap hari selama satu minggu, kadar kolesterol dalam darahnya berkurang.
Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.
Sulforaphane

MW: 177
Formula: C6H11NOS2

Mengkomsumsi brokoli dengan porsi besar atau brokoli dengan level sulforaphane yang tinggi, para penderita kangker biasanya lebih minimal mengalami potensi kesakitan, ucap Koordinator Penelitian, Propfesor Richard Mithen, pada situs BBC baru-baru ini.

Sulforaphane dengan kadar tinggi juga dalam bentuk prekursor dapat membantu mencegah penyakit kulit melepuh yang berat dan kerusakan kulit seperti pada penyakit epidermolisis bulosa simpleks.

Resep Obat Brokoli

Untuk pengobatan atau mempercepat kesembuhan, brokoli bisa disantap sebagai sayuran tersendiri atau dimasak bersama sayuran lain. Untuk mendapatkan khasiat brokoli secara optimal, dianjurkan mengolahnya dengan cara blansir (rebus sebentar) atau dikonsumsi dalam bentuk jus.

1. Mempercepat Penyembuhan Penyakit

Sediakan brokoli ukuran sedang. Potongan-potongan seperlunya. Kemudian cuci sampai bersih. Masak air, Setelah air mendidih, blansir masukkan brokoli selama 2 menit. Setelah itu angkat dan tiriskan. Brokoli siap disantap bersama nasi. (Catatan : Jangan rebus brokoli terlalu lama, karena bisa merusak khasiatnya).

2. Mencegah Nyeri Haid

Santap brokoli yang telah diblansir atau dalam bentuk jus sejak 3 hari menjelang haid sampai haid berakhir.

0 Response to "MENGHALAU KANKER DENGAN BROKOLI"

Posting Komentar

    Followers

    Sample Widget